Tuduhan Santet Suanggi Berujung Maut-Gadis Penjual Kelapa Muda Diperkosa

Tuduhan Santet Suanggi Berujung Maut-Gadis Penjual Kelapa Muda Diperkosa



Kupang

Sejumlah peristiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menarik perhatian pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. Salah satunya terkait pembunuhan pria di Kupang, NTT, bernama Lazarus Bell. Lazarus tewas setelah dibacok oleh Detrius Nenobaha setelah terlibat cekcok akbat tuduhan ilmu santet atau suanggi.

Berikutnya, ada pula kabar tentang tewasnya pria di Bima, NTT, bernama Muamar akibat disambar petir. Nuamar meregang nyawa saat sedang berkebun.

Kabar terpopuler berikutnya adalah terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT. Akibatnya, sebanyak 11.445 orang dari berbagai desa di Flores Timur mengungsi hingga lima bandara di NTT tak beroperasi karena terdampak sebaran abu vulkanik.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, kasus pemerkosaan seorang gadis penjual kelapa muda di Bima juga turut menjadi sorotan publik. Perempuan berinisial L itu sempat dianiaya sebelum diperkosa oleh pria berinisial S. Simak ulasan selengkapnya dalam rubrik Nusra Sepekan berikut ini:

1. Tuduhan Santet Suanggi Berujung Maut

Polisi saat melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah Lazarus Bell yang tewas dibacok di Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT. (Dok. Polres Kupang).Polisi saat melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah Lazarus Bell yang tewas dibacok di Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT. (Dok. Polres Kupang).

Seorang pria di Kupang, NTT, Detrius Nenobaha, nekat membacok Lazarus Bell sampai tewas di kebun jambu mete. Perseteruan keduanya karena masalah yang belum tentu kebenarannya, yakni santet suanggi.

Detrius membacok Lazarus secara membabi buta pada Rabu (6/11/2024) siang di kampung mereka di Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang. “Korban ditemukan tewas dengan sejumlah luka bacok benda tajam di sekujur tubuhnya,” ujar Kapolres Kupang AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, Kamis (7/11/2024).

Wirata menuturkan kejadian itu berawal saat terduga pelaku berinisial Detrius mendatangi rumah Lazarus. Kala itu, Detrius menanyakan keberadaan anak Lazarus.

Detrius kemudian memanggil Lazarus untuk keluar dari rumahnya. Cekcok mulut pun tak terhindarkan.

Informasi yang dihimpun, cekcok keduanya berawal karena saling tuduh. Selama ini, Detrius mencurigai Lazarus punya ilmu santet atau suanggi.

Mereka berdua tersulut emosi. Detrius mengeluarkan parang yang dibawanya dan langsung membacok punggung Lazarus. Sementara itu, Lazarus menghindar dan mengambil sebatang kayu. Perkelahian mereka berlanjut sampai ke kebun mete. Di sanalah Detrius membacok Lazarus sampai tewas.

“Seusai menganiaya Lazarus, DN kabur ke hutan,” jelas Wirata.

Warga yang melihat perkelahian itu lantas memburu Detrius. Namun, saat hendak ditangkap, Detrius malah membacok seorang warga lain bernama Antonius Taemnanu.

Polisi, warga, dan TNI, menyisir keberadaan Detrius hingga akhirnya menangkapnya di hutan Bonatama. “Kami masih memeriksa yang bersangkutan (Detrius), termasuk sejumlah saksi untuk mengetahui motifnya guna mendukung penyidikan lebih lanjut,” jelas Wirata.

Autopsi mayat Lazarus dilakukan pada pukul 22.40 Wita di Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Titus Uly Kupang. Terdapat 10 luka bacok di kepala dan sejumlah anggota tubuh lain Lazarus. “Penyebab kematiannya karena luka bacok,” tutur Edwin.

2. Petani di Bima Tewas Tersambar Petir

Muamar tewas disambar petir saat sedang berkebun di Dusun Sera Na’e Desa Laju, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, NTB. Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 17.20 Wita pada Jumat (8/11/2024).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Isyrah, belum mengetahui persis kronologi tewasnya Muamar. Sebab, lokasi tewasnya korban tidak ada jaringan internet maupun telepon seluler.

“Informasi lengkapnya belum ada, karena di sana (lokasi tewasnya korban) tidak ada sinyal handphone,” ujar Isyrah.

Kapolsek Langgudu AKP Syafruddin mengungkapkan korban yang disambar petir adalah warga Desa Karumbu. Ia menambahkan jasad korban telah dievakuasi dari Dusun Sera Na’e Desa Laju menuju rumah duka di RT 12 Desa Karumbu.

“Korban tewas seusai disambar petir saat wilayah Kecamatan Langgudu dilanda petir disertai hujan deras,” katanya.

3. Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Luncuran awan panas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terlihat dari Desa Konga, Kecamatan Titehena, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/11/2024). Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dengan disertai hujan kerikil kembali terjadi sekitar pukul 09.00 WITA. ANTARA FOTO/Mega Tokan/sgd/YULuncuran awan panas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terlihat dari Desa Konga, Kecamatan Titehena, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/11/2024). (Foto: ANTARA FOTO/Mega Tokan)

Gunung Lewotobi Laki-laki meletus berkali-kali sejak beberapa hari terakhir. Terbaru, gunung yang berlokasi di Flores Timur itu kembali erupsi pada pukul 19.42 Wita, Sabtu (9/11/2024). Ketinggian kolom erupsi berkisar 1.000 hingga 6.000 meter.

Berdasarkan data per Minggu (10/11/2024), sebanyak 11.445 orang dari berbagai desa di Flores Timur terpaksa mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Mirisnya, sebanyak 650 warga di antaranya terserang berbagai penyakit, termasuk mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ispa).

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Flores Timur, Hery Lamawuran, menjelaskan belasan ribu warga mengungsi ke posko-posko yang disediakan pemerintah, rumah warga, dan ke berbagai wilayah yang jauh dari radius Gunung Lewotobi Laki-laki.

“Jumlah pengungsi 11.445, 625 bayi/balita, 20 disabilitas, 48 ibu hamil, 124 ibu menyusui, dan 1.143 lansia,” ungkap Hery, Minggu.

Selain membuat aktivitas warga setempat lumpuh, erupsi Gunung Lewotobi juga mengakibatkan lima bandara di seluruh NTT tidak beroperasi pada Minggu. Kelima bandara tersebut, yakni Bandara Soa di Kabupaten Ngada, Bandara H Hasan Aroeboesman (Kabupaten Ende), Bandara Internasional Komodo (Labuan Bajo, Manggarai Barat), Bandara Frans Seda (Maumere), dan Bandara Frans Sales Lega (Manggarai).

4. Gadis Penjual Kelapa Muda Dianiaya dan Diperkosa

L, seorang gadis penjual kelapa muda, menjadi korban penganiayaan dan pemerkosaan pada Kamis (7/11/2024). Pemerkosaan itu terjadi saat L dan pria berinisial F (40) hendak membeli makanan ringan Kecamatan Bima, NTB.

“Tiba-tiba sekelompok orang yang tak dikenal datang mengeroyok dan memukul F hingga mengalami lebam dan luka pada mata kiri,” ungkap Kapolsek Bolo Iptu Nurdin, Jumat (8/11/2024).

F, Nurdin melanjutkan, berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke arah L yang saat itu tengah berdiri di sekitar toko. Sekelompok orang itu mengejar F dan kembali mengeroyoknya.

S, salah satu orang yang mengeroyok F, lalu menganiaya L menggunakan batu. Akibatnya, L terluka pada mata, kepala, dan tangan.

Tak berhenti sampai di situ, S juga sempat memerkosa L. “Kasus ini diawali dengan penganiayaan dan dilanjutkan dengan pemerkosaan,” tutur Nurdin.

Polisi kemudian menangkap S setelah diburu selama satu hari. Nurdin mengungkapkan S ditangkap oleh polisi tanpa perlawanan pada Jumat sore. S diciduk di tempat persembunyiannya di Dusun Lere, Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima.

“Ditangkap oleh aparat gabungan Polsek Bolo, Polsek Donggo, dan Satreskrim Polres Bima di tempat persembunyian,” beber Nurdin.

“Pelaku S sudah diamankan di Polres Bima untuk diproses hukum lebih lanjut. Kasusnya juga sudah ditangani Satreskrim Polres Bima,” pungkasnya.

(iws/hsa)



Source link

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *