Jakarta – Mencuri perhatian lewat sosial media hingga akhirnya menjadi aktor pendatang baru paling bersinar tak pernah disangka-sangka oleh Kristo Immanuel. Pria berusia 27 tahun itu memang sudah lama mencintai dunia seni peran, namun langkahnya baru terwujud pada 2019 lewat Susi Susanti: Love All.
Dalam sore yang cukup terik sambil menyantap nasi padang, pria lulusan Fakultas Film Universitas Multimedia Nusantara itu pun berbagi cerita soal kecintaannya pada seni peran yang sudah dipupuk sejak kecil. Adalah Jim Carrey, sosok yang menjadi sumber inspirasinya dalam menemukan keindahan sebagai seorang aktor.
Penampilan Jim Carrey di film-film komedi seperti Ace Ventura (1994) dan How the Grinch Stole Christmas (2000) membuatnya sangat terhibur. Tapi tak hanya dalam komedi saja, ia juga dibuat terpesona oleh aktingnya dalam film genre lainnya seperti The Truman Show (1998) dan Eternal Sunshine on the Spotless Mind (2004).
“Makin tua gue tersadar bahwa aktor kayak Jim Carrey itu punya range yang sangat luas. Even dia di film kayak Mr Popper’s Penguin, sebuah film yang jarang banget gue nemuin orang nonton film itu, dan gue nontonnya di Kick Ass 2 tuh kayak amazed,’Wih gila Jim Carrey rangenya luas banget.’ Itu sih yang bikin gue cinta sama dunia seni peran,” ujarnya antusias.
Bintang The Shadow Strays itu pun turut menceritakan soal kesukaannya pada film-film yang menampilkan makhluk-makhluk aneh atau monster. Kali ini perjumpaannya dengan hal tersebut dibuka oleh Narnia yang menjadi trilogi dari petualangan Aslan, singa penguasa Narnia, bersama dengan anak keluarga Pevensie.
Film ini pula yang membuatnya melirik film lainnya seperti Hellboy, Planet of the Apes hingga The Shape of Water, yang membuatnya makin cinta dengan dunia film.
Cuplikan adegan Kristo dalam film The Shadow Strays. Foto: Dok. Netflix
|
“Kayaknya dulu pas gue nonton The Shape of Water, kan ada tuh yang jadi manusia ikan itu yang ngebikin gue pengen banget jadi creature kayak gitu. Itu sih yang ngebikin gue pengen banget main film yang dunianya kayak gitu yang nggak akan mungkin bisa gue rasain di kehidupan nyata,” terang Kristo.
Kecintaan ini ternyata sudah dari lama ia rasakan, bahkan sedari duduk di bangku sekolah dasar, Kristo lebih memilih untuk tampil sebagai monyet dalam pentas teater yang digelar di gerejanya dibandingkan peran utamanya yakni Adam (dalam lakon Adam & Hawa).
“Dari kecil gue suka berimajinasi menjadi sesuatu yang jauh dari diri gue. Gue kecil pernah dapat peran teater di gereja, teater Adam dan Hawa. Nah gue ditanya mau nggak jadi Adam, tapi gue tolak dan gue milih jadi monyet no.1 yang di belakang cuma lompat-lompat. Tapi akhirnya gue tetep dipaksa jadi Adam.”
Cuplikan adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Dok. Ist
|
“Nah pas saat kuliah gue juga ikut produksi teater jadi monyet dan i’m all out banget sampai gue riset dulu bagaimana cara jalannya hingga akhirnya gue mutusin,’Oh, gue bukan monyet tapi simpanse.’ Jadi orang-orang pada heran kok lo niat banget, tapi i’m not trying to impress anybody karena seru aja menurut gue,” kenangnya.
Hal ini juga yang membuatnya bermimpi satu hal yakni bisa bergabung dalam produksi Planet of the Apes dan menjadi salah satu kera di sana. Impian itu sempat kandas saat Matt Reeves mengakhir triloginya dengan War for the Planet of the Apes pada 2017.
Namun setelah melihat 20th Century Fox melanjutkan kisah tersebut dengan Kingdom of the Planet of the Apes pada tahun ini, ia pun kembali bersemangat untuk mengejar mimpi itu. Lantas apa sih alasannya suka memerankan karakter monster atau creature?
Menurutnya ada kesenangan tersendiri saat bisa melakukan apa yang jauh dibandingkan dengan kebiasaan sehari-harinya dan ia pun merasa ada banyak hal yang bisa dieksplorasi dari tubuh manusia di dalam berakting.
“Badan manusia itu kan menarik banget dan sendinya banyak banget. Kayaknya itu ngebuat gue merasa bosan dengan cara jalan seperti ini, gue bosen dengan cara megang kayak gini, gue bosen ngomong dengan suara seperti ini, nah itu mungkin yang ngebuat gue arahnya ke impersonate. Tuhan itu ngasih kita matriks tubuh yang seperti ini dan gue pengen eksplore semuanya,” pungkasnya.
(ass/dar)