Jakarta –
Cawagub Jakarta nomor urut 2, Kun Wardana Abyoto, menjelaskan pernyataan cagubnya, Dharma Pongrekun soal menghilangkan lampu merah hingga separator untuk mengatasi kemacetan. Dia mengatakan rencana tersebut komplementer dengan program lainnya.
“Jadi, yang Pak Dharma sampaikan mengenai underpass, overpass, mengurangi lampu merah, itu komplementer,” ujar Kun pada acara ‘Dialog Jakarta: Ragam Perspektif Membangun Kota’ di Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/11/2024).
Kun menerangkan rencana pencabutan lampu merah dan pembangunan overpass dan underpass bukanlah program utamanya jika menang Pilkada Jakarta. Dia mengatakan program yang akan diprioritaskan yakni meningkatkan daya jangkau transportasi publik.
“Itu bukan program utamanya.Program utamanya tadi bagaimana bisa meningkatkan coverage dari armada transportasi publik yang ada ke tempat-tempat di mana para warga tinggal, interkoneksinya dengan tempat kerja,” sambungnya.
Kun menambahkan akan memanfaatkan teknologi Artificial intelligence (AI) untuk memetakan kepadatan penumpang di waktu sibuk. Hal tersebut, lanjut dia, akan memudahkan memantau kepadatan penumpang harian di Jakarta.
“Di rush hour banyak orang berdiri. Kita juga akan lihat. Semuanya nanti akan berbasis AI. Jadi tahu mana-mana yang harus kita tambahkan, sempurnakan,” jelasnya.
Dia juga menerangkan soal pembangunan overpass dan underpass. Menurutnya perlu ada kajian lebih lanjut lagi dalam menentukan titik pembangunannya.
“Kemudian, kalau ditanyai implementasi overpass-underpass itu tentunya perlu ada kajian yang lebih mendalam. Di mana tempat yang paling macet, persimpangan yang paling macet,” katanya.
Adapun, Kun menjelaskan soal tentang waktu pembangunan overpass dan underpass yang hanya memakan waktu 7 hari. Dia menyinggung negara lain yang bisa melakukan pembangunan lebih cepat.
“Kalau ditanya pembuatannya 7 hari, di beberapa negara ada yang 7 hari dan lebih cepat lagi. Itu lebih ke masalah teknis,” ucapnya.
Sebelumnya, Dharma sempat melontarkan pernyataan soal ingin mencabut lampu merah dan separator untuk urai kemacetan Jakarta. Dharma menyebut akan membangun overpass dan underpass dalam waktu 7 hari sebagai ganti lampu merah tersebut.
“Jadi, supaya menghindari adanya lampu merah di persimpangan-persimpangan jalan, sudah ada teknologi yang hanya dalam 7 hari overpass dan underpass itu akan terbangun,” ungkap Dharma saat menghadiri acara ‘Silaturahmi Kebangsaan’ di Sekretariat Perhimpunan Tionghoa Indonesia (INTI), Kemayoran, Jakarta Pusat,Selasa(29/10).
Dharma menyebut telah memetakan titik-titik kemacetan yang perlu dibangun overpass dan underpass. Daerah Thamrin termasuk salah satu yang disorotinya.
“(Titik prioritasnya) Di persimpangan-persimpangan jalan yang masih menggunakan lampu merah. Pokoknya titik macet sudah dipetakan. Jadi, harus diperbanyak. Jangan ada lagi lampu merah. Thamrin saja masih ada lampu merah,” ujarnya.
Dharma telah mengirim tim untuk mengkaji hal ini. Menurutnya lampu merah tidak efektif untuk mencegah kemacetan.
“Jadi ternyata setelah kami pelajari, lampu merah, separator jalan itu harus dicabut.Karena ternyata kadang-kadang di sininya (salah satu sisi) padat, di sininya (sisi lain) kosong,” ucapnya.
Simak Video: Jawaban Dharma Pongrekun soal Atasi Kemacetan di Jakarta
(idn/idn)