Wonogiri –
Puluhan atlet dari Wonogiri gagal berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024. Hal itu terjadi karena mereka tidak didaftarkan Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan permasalahan itu terjadi karena kesalahan teknis yang dilakukan oleh staf Disporapar. Saat mendaftarkan atlet dan cabor sudah melewati masa registrasi, akibatnya para atlet Wonogiri tidak bisa mengikuti pertandingan seperti atlet lainnya.
“Pengakuan lupa (telat mendaftarkan atlet). Saya tidak bisa menerima alasan itu. Berarti ada fungsi kontrol yang tidak berjalan baik,” ungkap pria yang akrab disapa Jekek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya Jadi Penggembira
Ia menjelaskan dari 8 cabang olahraga (cabor) yang direncanakan ikut, hanya 6 cabor yang jadi ikut Popda tingkat Provinsi. Ia pun lantas menanyakan ke Disporapar apakah 6 cabor yang bertanding itu memiliki hak dan fungsi yang sama dengan atlet lain.
Dari pertanyaan itu, lanjut Jekek, dijelaskan jika para atlet hanya bisa melalukan pertandingan kualifikasi dan tidak bisa ikut pertandingan eliminasi. Pertandingan kualifikasi itu berarti hanya sampai pada tahap penyisihan.
“Kalau di tahap kualifikasi skornya tinggi, selesai. Ini bukan pertandingan. Coba bayangkan sudah latihan saat kualifikasi nilai tinggi tapi tidak bisa masuk (babak selanjutnya),” ungkap dia.
2 Cabor Batal Berangkat
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJateng, Popda SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024 dilaksanakan pada 4-7 November 2024. Jumlah atlet dan official dari Wonogiri sebanyak 107 orang.
Adapun 8 cabor yang rencananya akan diikuti oleh Wonogiri dalam acara itu adalah atletik, bulutangkis, karate, panahan, renang, pencak silat, taekwondo dan wushu. Sedangkan 2 cabor yang memutuskan tidak ikut jadi penggembira dalam Popda adalah bulutangkis dan taekwondo.
Para atlet yang tetap berangkat, kata Jekek, karena para wali murid telah melalukan mediasi dengan Pemkab dan Pemprov. Hasil mediasi itu para wali murid menyatakan kesanggupan mengikuti Popda dengan ketentuan yang telah ditentukan.
“Kronologisnya sejak September (persiapan Popda), diikuti terus. Kan lucu ini, tehnical meeting sudah, kebangetan ini,” kata Jekek.
Salah satu ofisial cabor yang enggan disebut namanya mengatakan kasus itu terjadi karena keteledoran operator atau staf di Disporapar Wonogiri. Ada beberapa tahapan mengunggah data dan salah satunya dilewati oleh operator. Sehingga para atlet tidak terdaftar ikut dalam Popda.
“Ternyata tidak didaftarkan. Akhirnya semua cabor kan mbengok (teriak). Dan saat pengumuman disampaikan Wonogiri tidak ikut Popda,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, puluhan atlet dari Wonogiri hanya berstatus sebagai penggembira pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024. Hal itu terjadi karena kesalahan teknis pendaftaran yang dilakukan oleh staf Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri.
“Iya (atlet dari Wonogiri hanya menjadi penggembira di Popda Jateng 2024),” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo kepada wartawan.
(aku/rih)