Jakarta –
Suka begadang untuk menyelesaikan pekerjaan atau beraktivitas yang lain? Riset terbaru dari Stanford Medicine, Standford University, Amerika Serikat menyarankan kebiasaan tersebut ditinggalkan.
Para peneliti menunjukkan bahwa mengikuti kecenderungan alami untuk terjaga hingga dini hari adalah pilihan buruk untuk kesehatan mental.
Dalam survei terhadap hampir 75.000 orang dewasa, periset membandingkan preferensi waktu tidur peserta, yang dikenal sebagai “kronotipe,” dengan perilaku tidur mereka yang sesungguhnya.
Mereka menemukan bahwa terlepas dari kapan seseorang ingin tidur, setiap orang mendapat manfaat dari tidur lebih awal. Baik yang suka bangun pagi maupun yang terbiasa tidur larut cenderung memiliki tingkat gangguan mental dan perilaku yang lebih tinggi jika mereka terjaga hingga larut malam.
Penelitian yang dipublikasikan pada 19 Mei di jurnal Psychiatry Research ini merekomendasikan untuk mematikan lampu sebelum pukul 1 pagi.
“Kami menemukan bahwa penyesuaian terhadap kronotipe tidaklah terlalu penting di sini, dan sebenarnya begadang hingga larut malam yang buruk untuk kesehatan mental,” ujar Jamie Zeitzer, PhD, profesor psikiatri dan ilmu perilaku serta penulis senior studi tersebut.
Ia melanjutkan,”Yang masih menjadi pertanyaan besar adalah mengapa demikian.”
Adapun penulis utama dalam riset tersebut adalah Renske Lok, PhD, seorang peneliti pascadoktoral di bidang psikiatri dan kesehatan perilaku.
Bagaimana Kualitas Tidur Anda?
Hasil yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan harapan para peneliti. Studi sebelumnya dari tim Zeitzer menunjukkan bahwa perempuan dengan kanker yang tidur tidak sesuai dengan kronotipe mereka cenderung memiliki harapan hidup yang lebih pendek.
“Ada banyak data yang menunjukkan bahwa hidup sesuai dengan kronotipe itu sangat penting,” jelas Zeitzer. “Itulah ekspektasi kami.”
Para peneliti kemudian mempelajari keselarasan kronotipe dalam populasi yang lebih besar. Mereka meneliti orang dewasa setengah baya dan yang lebih tua di Inggris, yang ditanya tentang pola tidur mereka, termasuk preferensi waktu tidur pagi atau malam hari.
Partisipan juga menerima perangkat akselerometer untuk memantau aktivitas tidur selama tujuh hari.
Kesehatan mental para partisipan dinilai berdasarkan catatan medis mereka, termasuk gangguan mental atau perilaku yang terdaftar dalam International Classification of Diseases. Dari 73.880 partisipan, 19.065 di antaranya mengaku sebagai tipe pagi, 6.844 sebagai tipe malam, dan 47.979 berada di antara keduanya.
Perilaku tidur mereka dievaluasi secara relatif terhadap kelompok secara keseluruhan. 25% yang paling awal tidur dianggap sebagai “tidur awal”, 25% paling akhir sebagai “tidur larut”, dan 50% di tengah sebagai “menengah”.
Mengkategorikan perilaku tidur seperti ini, bukan berdasarkan jam tidur tertentu, lebih bermakna karena norma tidur bisa berbeda di tiap populasi. “Jika kami melakukan studi ini pada mahasiswa, tidur jam 1 pagi jelas tidak akan dianggap larut,” ujar Zeitzer.
Semua tentang Waktu Tidur
Saat menganalisis data, para peneliti terkejut menemukan bahwa tidur sesuai dengan kronotipe tidak selalu terbaik untuk kesehatan mental semua orang. Bahkan, lebih baik bagi para night owl atau “manusia malam” untuk menjalani pola tidur yang tidak selaras dengan kronotipe mereka.
“Saya berpikir, ‘Mari coba buktikan salah, karena ini tidak masuk akal,'” ujar Zeitzer. “Kami menghabiskan enam bulan mencoba membuktikannya salah, tetapi kami tidak bisa.”
Hasilnya jelas, ujar Zeitzer baik tipe pagi maupun malam yang tidur larut cenderung memiliki tingkat gangguan kesehatan mental yang lebih tinggi, termasuk depresi dan kecemasan.
“Skenario terburuk jelas adalah tipe malam yang begadang,” ujar Zeitzer. “Manusia malam” yang tidur larut 20-40% lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan kesehatan mental dibandingkan yang mengikuti pola tidur lebih awal atau menengah.
Tipe malam yang mengikuti jadwal lebih awal memiliki hasil kesehatan mental yang lebih baik. Tipe pagi yang mengikuti jadwal lebih larut mengalami penurunan kesehatan mental, meskipun tidak terlalu signifikan.
Orang tipe pagi yang bangun seiring dengan terbitnya matahari cenderung memiliki kesehatan mental terbaik, yang tidak mengherankan bagi siapa pun.
Para peneliti menemukan bahwa durasi tidur dan konsistensi waktu tidur tidak dapat menjelaskan perbedaan ini dalam kesehatan mental. Mereka juga meneliti kemungkinan bahwa kesehatan mental yang buruk menyebabkan orang begadang, bukan sebaliknya.
Mereka melacak sekelompok partisipan yang sebelumnya tidak memiliki diagnosis gangguan mental selama delapan tahun ke depan. Selama periode tersebut, night owl yang tidur larut paling mungkin mengembangkan gangguan kesehatan mental.
Ada banyak penjelasan untuk kaitan waktu tidur dengan kesehatan mental, tetapi Zeitzer berpendapat bahwa hal ini mungkin berkaitan dengan keputusan buruk yang sering dibuat orang pada dini hari.
Banyak perilaku berbahaya lebih umum terjadi di malam hari, termasuk pikiran bunuh diri, kejahatan kekerasan, penggunaan alkohol dan obat-obatan, serta makan berlebihan.
Satu teori, yang dikenal sebagai hipotesis pikiran setelah tengah malam, menyatakan bahwa perubahan neurologis dan fisiologis di malam hari dapat mendorong impulsivitas, suasana hati negatif, penilaian yang terganggu, dan pengambilan risiko yang lebih besar.
Teori ini mungkin menjelaskan mengapa tipe pagi yang terjaga larut cenderung memiliki keunggulan – mereka berada di luar zona nyaman mereka. “Jika saya harus menduga, tipe pagi yang begadang sangat sadar bahwa otak mereka tidak berfungsi dengan baik, sehingga mereka mungkin menunda pengambilan keputusan buruk,” kata Zeitzer.
“Sementara itu, tipe malam yang terjaga berpikir, ‘Saya merasa hebat. Keputusan ini luar biasa diambil pada pukul 3 pagi.'”
Penjelasan lain adalah adanya ketidaksesuaian sosial dengan kronotipe umum. “Mungkin ada lebih sedikit batasan sosial di malam hari karena lingkungan Anda memiliki lebih sedikit orang yang terjaga,” kata Zeitzer.
Hal ini terutama berlaku di negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, di mana orang cenderung lebih terisolasi di malam hari. Di budaya Mediterania, di mana malam lebih ramai, begadang bahkan bisa baik untuk kesehatan mental.
Meskipun Zeitzer menyarankan para “manusia kalong” untuk tidur sebelum pukul 1 pagi, ia tahu bahwa hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Mendapatkan sinar matahari pagi dan mengikuti rutinitas lebih awal setiap hari dapat menggeser pola tidur, tetapi tidak mengubah kronotipe seseorang. “Secara biologis, ini sangat mirip dengan karet gelang, Anda mengambil satu hari libur dan kembali ke tempat tubuh Anda ingin berada,” ujarnya.
Tim Zeitzer berencana untuk meneliti lebih lanjut apakah perilaku tertentu di larut malam, bukan waktu tidurnya saja, yang terkait dengan kesehatan mental yang buruk.
“Jika Anda suka begadang dan hanya melakukan apa yang orang lakukan pada pukul 10 malam, tetapi melakukannya pada pukul 2 atau 3 pagi mungkin itu bukan masalah,” ujarnya.
(pal/pal)