Flores Timur –
Suasana mencekam menyelimuti Desa Dulipali, Flores Timur, pada Minggu malam (3/11/2024). Di tengah kegelapan akibat listrik padam, warga terkejut oleh suara benda keras yang jatuh menembus atap rumah mereka.
“Ada yang minta tolong. Batu jatuh tembus keramik. Batu tidak kelihatan, tapi apinya menyala dari bawah. Mau lari bagaimana. Tidak tahu mau lari ke mana,” ujar warga setempat, Anis Soge (59), Senin (4/11/2024).
Situasi semakin mencekam ketika kilat dan guntur menyambar dari arah Gunung Lewotobi Laki-laki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tiba-tiba gunung meledak. Kami bangun, lihat seperti orang dobrak pintu dan jendela. Kami raba-raba, cari senter,” tutur salah seorang warga, Oa Sogen.
Pada pagi hari, sisa-sisa bencana terlihat jelas. Punggung Gunung Lewotobi Laki-laki yang semula hijau berubah tandus akibat terjangan lava. Pantauan detikBali menunjukkan puluhan rumah hangus terbakar dan sebagian roboh. Tidak hanya rumah warga, sejumlah sekolah juga hancur oleh letusan dan lava panas.
TNI dan polisi dikerahkan untuk membersihkan jalan negara yang tertutup puing-puing, sementara warga Desa Dulipali telah dievakuasi ke Desa Lewolaga, Konga, serta ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Pada Senin siang, terlihat daun-daun pepohonan di punggung gunung sudah berguguran, menyisakan ranting-ranting kering yang memperlihatkan kondisi tandus akibat lava. Hujan pasir pun terus turun di sekitar permukiman, disertai kerikil dan abu tebal yang menghambat jarak pandang pengendara.
Sampai saat ini, 10 orang tewas akibat erupsi gunung api itu. Enam orang tertimpa batu yang terlontar dari kawah gunung, sementara yang lainnya tertimbun material bangunan yang roboh.
(dpw/gsp)
