Langkat –
Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) Edy Rahmayadi kembali menyindir lawannya, Bobby Nasution. Edy menilai Bobby hanya asal muda saja.
Hal itu disampaikan Edy saat di Sarasehan dan Pemantapan Srtategi Pemenangan Edy-Hasan di Kabupaten Langkat. Awalnya Edy mengatakan jika dia senang disapa ‘Ayah’ oleh masyarakat Sumut karena baginya sapaan itu merupakan ungkapan rasa rindu masyarakat terhadap sosok pemimpin yang dapat ditauladani.
“Saya sangat menikmati sapaan itu. Doakan saya, agar tetap dapat menjadi ‘ayah’ bagi kalian,” kata Edy Rahmayadi dalam keterangannya, Rabu (9/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Edy menjelaskan jika dia maju karena harapan masyarakat meskipun dirinya lelah. Sebab Edy mengaku tidak ingin menyerahkan kepemimpinan ini kepada figur yang tidak tepat.
“Kalau dibilang lelah, saya sudah lelah. Tapi, mau bilang apa lagi, saya tidak bilang, saya baik, tapi insyaallah, saya akan berbuat yang terbaik,” jelasnya.
Mantan Pangkostrad itu mengungkapkan jika pemimpin yang ideal adalah orang yang muda. Tapi orang yang muda itu harus memiliki rekam jejak yang jelas, memiliki sifat seperti kepemimpinan Rasulullah yakni siddiq, amanah, fatonah, dan tablig.
Edy kemudian mencontohkan Nabi Muhmamad SAW diangkat menjadi Rasul diusia 40 tahun dan sejak umur 9 tahun sudah menjadi pedagang hingga memiliki budi pekerti yang dipuji masyarakat. Begitu juga dengan Sultan Muhammad Al Fatih di usia 21 sudah memimpin peperangan penaklukan Konstantinopel.
Sosok anak muda yang menjadi pemimpin disebut Edy harus memiliki rekam jejak yang jelas. Bukan seperti Bobby yang disebut asal muda saja.
“Tapi rekam jejaknya dari kecil sangat jelas. Sementara calon gubernur yang satu lagi, memang masih muda, tapi asal muda saja,” tambahnya.
Di hadapan tim pemenangan Kabupaten Langkat Edy Rahmayadi mengaku maju menjadi Gubsu, untuk meraih kekuasaan. Tapi tujuannya untuk mensejahterakan rakyat, bukan untuk diri saya dan keluarga saya saja.
“Saya gubernur, nanti anak saya menjadi wali kota, istri saya menjadi bupati, tidak bisa begitu,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Edy Rahmayadi membuat analogi hubungan rivalnya Bobby Nasution dengan PDIP. Edy mengibaratkan Bobby sebagai harimau yang dipelihara PDIP.
Awalnya Edy mengaku tak mau jika Bobby menjadi Gubernur Sumut. Karena tak ingin dipimpin menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itulah Edy memutuskan maju Pilgub Sumut 2024.
“Kenapa saya menjadi gubernur? Karena saya tak mau Bobby ini gubernur saya,” ujar Edy saat bertemu kader PDI Perjuangan di Labuhanbatu Selatan (Labusel), Selasa (1/10).
Menurut Edy, PDIP saat mengusung dan mendukung Bobby seperti tengah memelihara seekor harimau. Setelah harimau itu besar, justru menerkam sosok yang membesarkannya.
“Perlu anda tahu, siapa yang membesarkan Bobby, PDI Perjuangan. PDI Perjuangan ini memelihara harimau, yang pada akhirnya diterkam harimau sendiri,” ujarnya.
Bobby Nasution kemudian menjawab pernyataan lawannya Edy Rahmayadi soal hubungannya dengan PDIP seperti memelihara anak harimau. Bobby menilai jika dirinya dan PDIP saling membesarkan.
“Ya semuanya saling membesarkan saya rasa ya, PDI membesarkan kita, kita juga sama-sama berpolitik,” kata Bobby Nasution di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Senin (7/10).
Menurut Bobby, PDIP mengajarkan untuk membesarkan masyarakat. Bobby menuturkan untuk apa besar untuk organisasi tertentu tapi tidak membesar ke masyarakat.
“Yang diajarkan PDI itu membesarkan masyarakat terutama membesarkan masyarakat, masyarakat yang diutamakan karena nama seseorang besar untuk organisasi tertentu besar, tapi untuk masyarakat tidak ikut membesar, jadi masyarakat yang diutamakan,” tutupnya.
(mjy/mjy)