Cerita Andhara Early Rela Kerja Apa Pun Demi Lunasi KPR Saat Pandemi COVID-19

Cerita Andhara Early Rela Kerja Apa Pun Demi Lunasi KPR Saat Pandemi COVID-19




Jakarta

Andhara Early kembali menceritakan perjuangannya saat melunasi KPR rumahnya di tengah pandemi Covid-19. Dia menyebut masa-masa itu penuh dengan perjuangan karena dia dan suami, Bugi Ramadhana baru saja resign atau mengundurkan dari tempat kerja.

“Antara nekat sama ego soalnya pandemi. Resign nih 2020. Yakin kan, oh yaudahlah cuma 3-6 bulan dapet pengganti. Tiga bulan lewat, masuk 6 bulan deg-deg karena cicilan rumah masih banyak,” kata model dan pembawa acara tersebut dalam tayangan Ferdy ELEMENT seperti yang dikutip Rabu (9/10/2024).

Ibu dua anak tersebut mengatakan dia memiliki KPR dengan tenor atau masa pelunasan selama 20 tahun. Saat pandemi terjadi 2020 lalu, cicilannya baru berjalan 8 tahun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mau break tapi belum ada penghasilan regular, deg-degan juga. Mau masuk 6 bulan, belum dapat kerjaan baru, cicilan masih ada 12 tahun lagi. Kita masih ke bayar 8 tahun lagi dari 20 tahun yang kita ambil,” jelasnya.

Di tengah ketidakpastian sumber penghasilan baru, dia mencoba menghubungi pihak bank untuk meminta keringanan. Beruntungnya, pihak bank memperbolehkan, tetapi masa cicilannya diperpanjang dari yang semula tersisa 12 tahun menjadi 20 tahun.

Mendengar itu, Andhara Early merasa tidak akan sanggup melunasi KPR selama itu. Sebab, sisa waktu 12 tahun saja dia tidak tahu bagaimana cara membayarnya karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Apalagi KPR tersebut diperpanjang menjadi 20 tahun.

“Akhirnya tanya, dia bilang ‘bisa nggak tuh cicilannya dikurangin, setengahnya deh’. Dari sebulan Rp 20 juta jadi Rp 10 juta, bisa nggak? Gua nanya kan, ‘Oh bisa, tapi tenor akhirnya yang naik lagi dari yang 12 tahun jadi 20 tahun,” sebutnya.

“Wah gila gede banget. Gua deg-degan lho, 12 tahun aja belum dapet hilalnya kapan dapat duit yang regular lagi kan, incomenya,” tambahnya.

Di tengah kebingungannya ini, dia juga menanyakan sisa cicilan yang harus dibayarkan. Ternyata KPR yang perlu dibayar belum sampai setengahnya dari jumlah utangnya dalam 8 tahun ini.

“Karena logikanya gua udah jalan 8 tahun paling nggak paling setengahnya udah kita bayarin. ‘Oh segini bu’. Sama cuy (sisa cicilannya),” bebernya.

“Kalau nggak salah utang yang gua ambil segini waktu itu, nggak gerak. Jadi 8 tahun kerja keras bagai kuda, lo nggak hasilin apa-apa, cuma bayarin bunga orang doang,” lanjutnya.

Dia pun mengambil keputusan yang berat yakni menggunakan tabungan masa tuanya untuk membayar lunas KPR dengan tenor sama seperti di awal. Dia tidak jadi meminta pengurangan nominal yang berisiko masa pelunasannya diperpanjang.

“Udah deh, kita lunasin aja. Ambil tabungan. Abis-abisan nggak apa-apalah daripada pusing. Akhirnya gua mutusin, udah bongkar semuanya. Tadinya buat hari tua. Nggak, gua habisin semuanya buat rumah, lunas. Jadi yang 12 tahun itu tutup. Biar pun abis pulang dari bank lihat ATM wah,” ungkapnya.

Pada saat itu, Andhara Early dan Bugi Ramadhana bekerja apa saja mulai dari supir mobil Grab, antar jemput anak sekolah, hingga jualan sushi di kantin sekolah anak.

Setelah KPR-nya lunas, dia dan keluarganya memutuskan pindah ke rumah tersebut yang berlokasi di BSD. Selama menunggu KPR lunas, Andhara tinggal di rumah mertuanya.

(aqi/abr)



Source link

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *