Polisi Belum Terima Laporan Warga Unjuk Rasa soal Kawanan Gajah di Mura

Polisi Belum Terima Laporan Warga Unjuk Rasa soal Kawanan Gajah di Mura




Musi Rawas

Warga Desa Tri Anggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas, Sumatera Selatan (SUmsel) berniat melakukan unjuk rasa kepada pihak terkait kasus serangan gajah. Meskipun begitu, pihak kepolisian belum menerima laporan mengenai unjuk rasa tersebut.

Kapolsek Muara Lakitan AKP M Karim mengatakan dirinya hanya mendengar desas-desus mengenai bakal adanya unjuk rasa tersebut.

“Saya belum ada tembusan, belum ada laporan resminya, Saya cuma dapat informasi aja kalau yang itu. Mungkin bagusnya harus ada konfirmasi dulu dengan pihak Intel Polres ataupun BKSDA karena unjuk rasa itu saja tidak akan selesai masalah itu,” katanya saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Jumat (27/9/2024).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karim mengatakan tidak masalah bila warga ingin mengadakan aksi unjuk rasa asalkan kegiatan tersebut berjalan tertib dan tidak melanggar aturan.

“Tapi tidak masalah juga kalo mau unjuk rasa, bagus juga untuk mereka. Kalo kami dari kepolisian kalo untuk kebaikan masyarakat ya no problem. Unjuk rasa itu kan sah, yang penting ada izinnya dan tidak anarkis kan tidak masalah. Itukan haknya masyarakat, menyampaikan pendapat lah bahasanya,” ucapnya.

Mengenai serangan gerombolan gajah yang merusak pondok dan kebun warga akhir-akhir ini, Karim mengatakan pihak kepolisian sendiri selalu datang ke TKP untuk membantu warga setempat.

“Datang ke TKP sering kami karena anggota kami kan ada di pos sana. Palingan nanti kami patroli bersama masyarakat untuk penjagaan. Kalo masih sebatas material tidak apa-apa, jangan sampai meregang nyawa. Kita hindari jangan sampai nyawa taruhannya,” ujarnya.

Karim berpendapat gajah tersebut mulai masuk ke pemukiman warga lantaran tanaman di luar wilayah desa tidak bisa mereka makan lagi serta musim kemarau berkepanjangan di wilayah tersebut.

“Memang sering datang karena habitatnya di Desa Tri Anggun Jaya itula. Makanan gajah itu kan tinggal karet dan rumput-rumput liar. Karena ekaliptus yang punya MAP itu kan gak bisa dimakan karena pedas itu akhirnya nyari di arah desa mereka,” bebernya.

“Sama inikan sedang kemarau panjang, jadi gajahnya mau nyari makan dan air sudah mulai susah sehingga merambah ke pemukiman warga. Karena musim kemarau ini seperti sungai yang digunakan masyarakat untuk mandi dan memasak akhirnya ditempati gajah,” sambungnya.

Karena gerombolan gajah tersebut masih berada di sekitar Desa Tri Anggun Jaya, Karim mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dalam beraktivitas dan tidak melakukan hal gegabah hingga mengancam nyawa mereka sendiri.

“Selain patroli bersama masyarakat, kami selalu antisipasi dengan memberikan imbauan kepada masyarakat, tetap hati-hati dan terus waspada, jangan sampai ada korban lagi,” katanya.

(des/des)



Source link

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *