Jakarta –
Beberapa saat jelang purna tugas, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani membeberkan kondisi ekonomi dalam negeri. Hal itu ia sampaikan dalam beberapa kesempatan di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta.
Pada Senin (2/3) lalu, ia menyampaikan jika Indonesia saat ini defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini berarti pendapatan lebih kecil dibanding jumlah pengeluaran pemerintah. Tercatat hingga Agustus 2024 angkanya mencapai minus Rp 153,7 triliun. Mengutip detikFinance, nilai ini setara dengan 0,68% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Defisit APBN hingga akhir Agustus adalah Rp 153,7 triliun. Ini artinya 0,68% dari PDB, masih dalam track sesuai dengan UU APBN 2024,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi ini dinilai semakin memburuk dengan adanya situasi geopolitik yang tidak stabil. Hal ini berpengaruh pada suplai pasokan serta situasi pasar dunia yang stagnan dan relatif lesu.
Sementara itu seperti yang pernah diulas detikSore beberapa waktu lalu, Indonesia tengah kehilangan banyak masyarakat kelas menengah. Tidak hanya turun kasta, para warga yang bertahan juga masih terjebak dalam pendapatan kelas menengah atau middle income trap.
Mengutip detikFinance yang mengambil data BPS, pada 2024 jumlah kelas menengah Indonesia berada di angka 47,85 juta jiwa atau 17,13% dari seluruh populasi masyarakat Indonesia. Angka tersebut selisih 9,48 juta jiwa jika dibandingkan dengan jumlah 5 tahun lalu yang mencapai 57,33 juta jiwa atau setara 21,45%.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebutkan bahwa mengingat pentingnya kelas menengah dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pihaknya menyebut jika saat ini tengah mengusahakan mekanisme penyelamatan kaum kelas menengah. Sejumlah stimulus pun disiapkan guna meningkatkan kesejahteraan kelas menengah.
Tidak hanya dirasakan Indonesia, situasi ini juga terjadi di beberapa negara ASEAN. Oleh karena itu, Sri Mulyani beserta perwakilan negara-negara anggota ASEAN memberikan perhatian lebih atas hal ini. Tidak hanya itu, mengutip detikFinance, Sri Mulyani Indrawati mengajak Bank Dunia (World Bank) untuk menyusun strategi agar negara ASEAN termasuk Indonesia bisa keluar dari status negara berpendapatan menengah.
“Bagaimana kita dapat menyusun strategi untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah,” kata Sri Mulyani, dilansir dari detikFinance, Senin (23/9/2024).
Sementara itu, presiden terpilih Prabowo Subianto tegas mengatakan bahwa pada masa pemerintahannya nanti dirinya optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% dalam lima tahun ke depan. Meskipun, dalam target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 masih di level 5,2%.
Melihat kondisi keuangan ekonomi Indonesia secara makro, bagaimana potensi keuangan negara di masa pemerintahan Prabowo? Seberat apa start point keuangan negara pada hari pertama Prabowo memerintah? Ikuti diskusinya dalam Editorial Review bersama Redaktur detikFinance.
Sementara itu kerusuhan kembali terjadi di sepakbola Indonesia, tepatnya setelah laga klasik antara Persib melawan Persija di Stadion Si Jalak Harupat, Jawa Barat. Menariknya kejadian ini terjadi bukan ke pemain tim lawan melainkan ke penjaga penonton di lapangan. Steward yang bertugas, diduga terlibat kesalahpahaman dengan Bobotoh yang berujung kericuhan di akhir laga. Apa yang menjadi penyebab terjadinya kejadian ini? Bagaimana tanggapan PSSI dan Persib tentang peristiwa ini? Ikuti laporannya dalam Indonesia Detik Ini.
Sunsetalk kali ini Detik Sore akan menghadirkan perusahaan startup pengolah plastik, PlusTik. Nanti kita akan berdiskusi tentang bagaimana PlusTik mengolah limbah plastik yang ada. Dari mulai langkah awal hingga produk akhirnya. Serta tips-tips menarik tentang produk ramah lingkungan. Semuanya akan disajikan dalam Sunsetalk sore ini.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
“Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”
(far/far)