Badung –
Bali International Airshow resmi dibuka di Bandara International Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (18/9/2024). Setelah 20 tahun lebih absen, Bali Airshow diharapkan jadi titik balik perekonomian, pariwisata, dan industri aviasi tanah air. Luhut menegaskan event ini bisa menjadi titik balik industri aviasi Indonesia.
“Setelah 28 tahun lebih, airshow internasional kembali dapat dilaksanakan kembali di Indonesia,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat meresmikan Bali International Airshow di Bandara Internasional Ngurah Rai, Rabu (18/9/2024)
Luhut mengatakan perhelatan itu sebagai tanda kesiapan Indonesia berkolaborasi dengan berbagai sektor kedirgantaraan dalam dan luar negeri. Selain itu, Bali Airshow juga sebagai unjuk gigi Indonesia sebagai negara yang punya kompetensi dan daya saing di dunia aviasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, upaya Indonesia sebagai negara yang memiliki keberlanjutan dalam industri aviasi dapat terwujud. Luhut menegaskan Bali Airshow juga merupakan bentuk upaya memajukan industri kedirgantaraan nasional.
“Saya ingin menggarisbawahi upaya kami menjamin keberlangsungan di industri aviasi tanah air,” tegas Luhut.
Menurutnya, industri aviasi sangat penting bagi Indonesia. Sebagai negara kepulauan, dunia penerbangan Indonesia dan sektor industrinya menjadi tonggak masa depan.
Bukan hanya soal kepentingan semata. Juga sebagai penentu upaya peningkatan perekonomian dan sosial. Hal itu ditandai dengan banyaknya investasi di dunia aviasi yang terkoneksi.
“Acara hari ini adalah kesempatan bagus untuk membentuk kolaborasi dan investasi. Forum dan dialog akan berperan penting untuk industri aviasi Indonesia dan regional,” katanya.
“Kehadiran perusahaan-perusahaan besar bukan cuma pameran. Ini titik balik strategis industri aviasi Indonesia dengan produk berkualitas tinggi. Misalnya pesawat produksi PT Dirgantara N219,” imbuhnya.
Selain ekonomi dan sosial, Luhut juga menyinggung soal posisi Indonesia di dunia politik dan pertahanan. Kehebatan industri penerbangan Indonesia akan memperkuat sektor pertahanan dan kedaulatan negara, serta keamanan regional.
CEO PT Inaro Tujuh Belas Andy Wismarsyah mengatakan Bali Airshow menjadi ajang memperkuat hubungan bilateral dan multilateral antara Indonesia dan negara sahabat. Setidaknya, perwakilan dari 48 negara dan 100 perusahaan penerbangan atau aviasi turut meramaikan Bali Airshow.
“Bali Airshow adalah platform untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral. Ada 48 negara dan 100 perusahaan yang hadir dalam pameran Bali Airshow,” kata Andy.
Andy mengatakan dalam ajang Bali Airshow juga ada sejumlah forum dialog yang digelar. Salah satunya, forum tentang produksi dan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat. Ada juga forum tentang perkembangan teknologi dan pasar penerbangan Indonesia.
“Forum itu diharapkan memperkuat industri aviasi dan pertahanan Indonesia,” katanya.
Untuk diketahui, sebanyak 16 pesawat dan drone tempur dari TNI AU, dua unit Angkatan Udara Australia The Lockheed Martin F-35 Lightning II, dan 100 perusahaan maskapai asing serta nasional ikut mejeng di Bali Airshow. Ada juga penandatanganan kerjasama atau Letter of Intend (LoI) di bidang pariwisata dan aviasi.
(hsa/dpw)