Jakarta –
Pembagian susu gratis bagi siswa adalah sebuah program yang digagas Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih untuk periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Berkaitan dengan program tersebut, belakangan ini susu ikan digadang-gadang bisa menjadi pilihan pengganti susu sapi. Tidak sedikit yang kemudian bertanya, bagaimana susu ikan diproses hingga bisa dikonsumsi masyarakat.
Ahli gizi dr Tan Shot Yen meluruskan ‘susu ikan’ hanyalah istilah untuk komersil, alias bukan penamaan sebenarnya. Pasalnya, proses pembuatan produk tersebut dimulai dengan ekstraksi protein dari daging ikan, bukan berasal dari hewan mamalia seperti susu pada umumnya.
“Daging ikan ini diolah melalui serangkaian proses. Jauh banget dari daging ikan seutuhnya, makanya disebut produk ultraproses,” terang dr Tan kepada detikcom Rabu (11/9/2024).
Sementara itu, berdasarkan informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), susu ikan dirilis pada tahun lalu, Agustus 2023. Bahan baku yang digunakan adalah ikan yang diklaim melalui pemrosesan dengan teknologi modern.
Pasca diproses, ikan disebut menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI) yang digunakan sebagai bahan baku susu ikan.
HPI sendiri adalah inovasi yang dibuat oleh salah satu UMKM binaan KKP yakni Berikan Bahari Indonesia. Menurut Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, susu ikan menjadi produk diversifikasi produk olahan dan dapat meningkatkan nilai tambah ikan.
“Ini akan menjadi faktor penting dalam mendorong hilirisasi perikanan. Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo,” katanya.
Lalu, Apa Manfaat Susu Ikan bagi Tubuh?
Susu ikan ini mempunyai berbagai keunggulan bagi tubuh. Mulai dari kandungan EPA DHA hingga Omega 3 yang tinggi.
Tak seperti susu sapi, susu ikan bersifat bebas alergen. Selain itu, susu ikan juga bisa dicerna tubuh dengan mudah karena tingkat penyerapan proteinnya mencapai 96%.
Dikarenakan susu ikan kaya akan protein, maka manfaatnya juga baik bagi ibu hamil terlebih dalam mencegah stunting pada anak. Protein sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.
Ramainya soal susu ikan akan jadi alternatif pengganti susu sapi dalam program pembagian susu gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran juga direspons oleh Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
“Semua yang baik pasti akan kita akomodir, tapi kita lihat. (Saat ini) kita belum ke arah situ,” kata Dadan saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (10/9/2024).
Untuk pemenuhan program susu gratis, Dadan mengakui akan ada impor sapi ke depan. Hal ini agar Indonesia bisa swasembada susu sapi dalam jangka panjang.
“Dalam jangka panjang kita impor sapi, supaya Indonesia ke depan swasembada susu. (Jumlahnya) tanya Kementan, bertahap,” beber Dadan.
Sebelumnya, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengatakan pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi (mega farm) butuh waktu dua hingga tiga tahun. Untuk itu, ID FOOD mengkaji alternatif selain susu sapi untuk pemenuhan program susu gratis Prabowo-Gibran.
“Pengadaan susu dari mega farm butuh dua sampai tiga tahun, yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia, tapi jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi, misal dari ikan ada juga,” kata Sis Apik di Gedung DPR RI, Rabu (4/9/2024).
Bagaimana menurut detikers, apakah susu ikan bisa jadi alternatif yang tepat untuk mendukung program susu gratis Prabowo-Gibran? Saksikan pembahasan lengkapnya di program detikPagi edisi Rabu (12/9/2024).
Simak lebih dalam situasi terbaru tentang berita terkait, serta berita-berita lain yang tentunya tidak kalah menarik. Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
“Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!”
(vrs/vrs)