Jakarta –
Masjid identik dengan bangunan yang megah, besar, dan berkubah. Namun, masjid satu ini punya kelebihan lain pada arsitekturnya, yakni suara apa pun dapat bergema di tempat ini.
Nama Masjid unik ini adalah Masjid Shah, tetapi ada pula yang mengingatnya sebagai Masjid Imam, Masjid Abassi, atau Masjid Kerajaan. Lokasi berada di Isfahan, Iran atau yang dulu dikenal sebagai Persia.
Arsitektur bangunan Masjid Shah begitu mengesankan. Dinding luar dan dalam dipenuhi mozaik dengan motif yang rumit. Warna yang dipakai terdiri dari 7 macam. Tehran Times menyebutkan dinding interior dan eksteriornya dilapisi dengan ubin berlapis polikrom, sebagian besar berwarna biru tua dan dado marmer yang berwarna kecoklatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentuk mozaik ini beragam dan berbeda-beda di setiap spot. Misalnya saja untuk di langit-langit kubah ada yang dibuat seperti kelopak bunga yang mekar. Menyebar dan simetris, begitu memanjakan mata. Selain motif abstrak yang indah, di dalamnya juga terdapat beberapa kaligrafi.
Kelebihan keramik mozaik ini adalah bisa memantulkan suara. Saat kamu berada di bawah kubah Masjid Shah, suara sekecil apa pun akan bergema di sana. Bahkan suara kertas ditarik bisa terdengar jelas di sana.
Melansir dari The Guardian, Jumat (6/9/2024), kemungkinan motif-motif di Masjid Shah dibuat oleh pengrajin China yang didatangkan ke Isfahan pada masa kepemimpinan Shah Abbas.
Bahkan pada saat itu, Kota Isfahan mendapat julukan Nesf-e-Jahan yang artinya “separuh dunia”. Kota ini menjadi rumah bagi banyak pengrajin serba bisa hingga disebut sebagai museum budaya tradisional yang hidup.
Bukan hanya pada bangunan utama, mozaik juga ditemukan pada gerbang masuk komplek Masjid Shah. Gerbang masuk bangunan ini berbentuk pintu besar berwarna biru yang kontras dengan dinding tinggi berwarna coklat di kanan dan kiri. Pada pintu masuk ini terdapat 2 menara yang bentuk puncaknya mirip dengan menara masjid.
Menurut UNESCO, bangunan ini adalah peninggalan sejarah yang mencirikan bentuk bangunan di masa Dinasti Safawi. Mengingat waktu pembangunannya juga dimulai pada 1611 dan selesai pada 1619. Didesain oleh arsitek Ali Akbar Isfahani.
Masjid Shah tidak berdiri sendiri. Masjid ini berada di komplek bangunan yang dahulunya digunakan oleh keluarga kerjaaan. Di alun-alun Masjid, berdiri banyak bangunan megah seperti Masjid Sheikh Lotfollah, Istana Ali Qapu, serambi Qeysarieh, dan Masjid Shah sendiri.
“Alun-alun ini merupakan jantung dari budaya, ekonomi, agama, kekuatan sosial, pemerintahan, dan politik di ibu kota Safawi. Lapangan terbuka berpasir yang luas digunakan untuk perayaan, berjalan-jalan, dan eksekusi di depan umum, untuk bermain polo dan untuk mengumpulkan pasukan,” menurut situs UNESCO.
Melihat sejarah panjang bangunan ini dan keunikannya, Masjid Shah telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO bersama alun-alun Naqsh-e Jahan.
Kabar terbaru mengenai komplek Masjid Shah, pada Agustus lalu pemerintah setempat sedang mengatasi masalah penurunan tanah di sekitar lokasi. Penurunan tanah ini diakibatkan karena kekeringan parah dan penggunaan air bawah tanah yang berlebihan.
“Kami telah melakukan negosiasi dengan otoritas air dan limbah Isfahan untuk menyelidiki sistem limbah masjid,” kata Juru Bicara Direktorat Pariwisata Provinsi Isfahan, Shahram Amiri seperti yang dikutip dari Tahran Times.
Beberapa bagian Masjid dikabarkan masuk ke dalam tanah karena terlalu lembap akibat dari pembuangan limbah. Masjid ini terletak di dekat lingkungan pemukiman dan Grand Bazaar Isfahan, yang semuanya memiliki sistem pembuangan limbah yang saling berhubungan.
(aqi/abr)