Rumah Putih Berjeruji Besi Ini Jadi Saksi Kelahiran Paus Fransiskus

Rumah Putih Berjeruji Besi Ini Jadi Saksi Kelahiran Paus Fransiskus




Jakarta

Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus lahir di Buenos Aires pada 17 Desember 1936. Paus Fransiskus lahir di sebuah rumah di distrik Flores, tengah kota Buenos Aires yang merupakan kawasan komersil dan residensial di sana.

Bagaimana rumah dan lingkungan tempat tinggal Paus Fransiskus semasa di sana? Ini penelusurannya.

Dikutip dari CNN, seorang penulis dan fotografer John Malathronas melakukan perjalanan napak tilas kehidupan masa kecil Paus Fransiscus di Flores, Buenos Aires, Argentina.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tur dimulai dari Gereja Basilika. Gereja tua yang dibangun pada 1880-an itu terlihat kokoh dengan fasad pilar-pilar Korintus dan menara jam bergaya Italia.

John ditemani Daniel Vega, seorang pemandu yang sangat fasih berbahasa Spanyol dengan suara lantang. Ada juga 3 warga lokal Argentina yang turut ikut bersama mereka. Di Gereja Basilika ini lah, Paus Fransiskus yang dulunya bernama Jorge Mario Bergoglio pada usia 17 tahun mendapatkan pencerahan.

“Saat itu bulan September 1953, musim semi,” kata Vega.

“Jorge pergi menemui teman-temannya yang sedang menunggu di alun-alun. Ketika dia melewati Basilika, entah bagaimana dia merasa perlu untuk mengaku dosa. Dia tidak mendengar suara-suara, tidak melihat penglihatan, tetapi pengakuan dosa itu adalah pengalaman transendental. Dia pergi dengan keyakinan kuat bahwa dia harus menjadi seorang pendeta.” kata Vega.

Ayah Paus adalah Mario yang merupakan imigran Italia yang bekerja sebagai akuntan di perkeretaapian. Ibunya, Regina Sivori adalah seorang istri yang berdedikasi tinggi membesarkan kelima anak mereka.

Vega bercerita, keluarga Bergoglio memiliki toko permen di Portacomaro Italia. Mereka berangkat ke Argentina dengan kapal uap Giulio Cesare pada bulan Januari 1929 untuk melarikan diri dari rezim fasis Benito Mussolini.

Daniel Vega menambahkan bahwa keterlambatan dalam menjual toko mereka membuat mereka kehilangan pelayaran sebelumnya dari Principessa Mafalda. Kapal itu tenggelam pada bulan Oktober 1927 di lepas pantai Brasil dengan korban 314 jiwa. Benar atau salah, tindakan yang tampak seperti takdir ilahi ini telah menjadi mitos populer.

Perjalanan mereka kemudian berlanjut di sebuah rumah satu lantai berteras putih di Calle Varela 268. Terlihat dari fasad rumah tersebut ada jeruji besi dan dua pintu. Semua tampak biasa saja, kecuali plakat bertuliskan: ‘Paus Fransiskus Lahir di Sini’.

Rumah masa kecil Paus Fransiskus/John Malatronas via CNNRumah masa kecil Paus Fransiskus/John Malatronas via CNN Foto: Rumah masa kecil Paus Fransiskus/John Malatronas via CNN

Awalnya, orang menganggap bukan ini rumah masa kecil Paus. Paus juga tak ingin hal itu diketahui karena dia tak ingin mengganggu tetangganya bila kemudian banyak orang datang untuk melihat.

Hingga Oktober 2014, sebuah rumah di Calle Membrillar dianggap sebagai rumah kecilnya. Namun, alamat yang benar ditemukan oleh sejarawan Daniel Vargas yang menggali akta kelahiran Paus dan mengirimkan salinannya ke Vatikan.

“Bayangkan keterkejutannya saat telepon kantornya berdering: Paus Fransiskus ingin menyampaikan sepatah kata. Itu adalah kata konfirmasi. Jorge Bergoglio kecil menghabiskan lima tahun pertama hidupnya di sini,” kata Vega.

Baru setelah keluarga bertambah besar, mereka pindah ke rumah yang lebih besar di Calle Membrillar.

Ayah Paus adalah seorang akuntan dan sangat kaya. Di Membrillar 531, rombongan ini menemukan rumah tempat Paus Fransiscus menghabiskan masa mudanya. Sebagai ikon sejarah kehidupan masa muda Paus Fransiskus, sayangnya rumah ini sudah mengalami banyak renovasi bila dibandingkan dengan rumah masa kecilnya di Varela.

Rumah masa kecil Paus Fransiskus/John Malatronas via CNNRumah masa kecil Paus Fransiskus/John Malatronas via CNN Foto: Rumah masa kecil Paus Fransiskus/John Malatronas via CNN

Perjalanan kemudian berlanjut ke taman kanak-kanak di Kolese Misericordia. Di sinilah ia menerima komuni pertamanya dan belajar berhitung sampai 10, melompat menuruni tangga masuk.

“Ia kembali ke kolese setelah itu sebagai Uskup Agung Buenos Aires,” kata Vega. “Mereka masih ingat bagaimana ia membantu mencuci piring,” ujar Vega.

(zlf/dna)



Source link

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *