Badung –
Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian bisnis produksi vaksin dan obat-obatan dengan Ghana, Kenya, dan Zimbabwe. Perjanjian bisnis melalui PT Biofarma dengan tiga negara itu mempunyai potensi nilai sebesar US$ 83 juta.
“Ada tiga kerja sama yang kami tandatangani dengan Atlantik Life Science. Kalau sudah jalan, potensi (nilainya) dengan Ghana US$ 20 juta. Kalau Kenya estimasi kami sekitar US$ 50 juta sampai US$ 60 juta,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Biofarma Shadiq Akasya di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (3/9/2024).
Shadiq mengatakan perjanjian yang ditandatangani dengan Ghana adalah produksi vaksin TD atau vaksin untuk penyakit tetanus dan difteri.
Kemudian, kerja sama yang dilakukan dengan Kenya, yakni produksi vaksin pentavalen. Vaksin itu mampu mencegah penyakit difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan haemophilus influenzae tipe B (HiB).
Ke depannya, akan ada kerja sama dengan Zimbabwe yang memproduksi vaksin hexavalent. “Sama seperti pentavalen, tetapi hexavalent ditambah polio. Jadi, efektifitasnya sekali suntik sudah mencegah lima penyakit,” jelas Shadiq.
Shadiq mengatakan kerja sama itu akan dieksekusi sekitar kuartal pertama 2025. Sebelum itu, perlu proses pengembangan produk, uji stabilitas, dan izin dari departemen makanan dan obat-obatan.
Kemudian, ada juga proses penyesuaian pengaplikasian produk atau jenis vaksin di Ghana dan Kenya. Sebab, ada perbedaan kebijakan vaksin di dua negara itu dan Indonesia.
“Jadi, kami dengan Ghana dan Kenya itu menyesuaikan imunisasinya. Kalau di Indonesia, sudah ada 14 antigen atau vaksin yang sudah dijadikan program imunisasi nasional. Nah, masing-masing negara disesuaikan dengan kebijakannya,” jelasnya.
Tak hanya soal produksi vaksin, proses kerjasamanya juga akan ada transfer ilmu dan teknologi antara PT Biofarma dengan perusahaan farmasi di Kenya dan Ghana.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Nugraha Mansury berharap kerja sama Indonesia dengan tiga negara itu terus berlanjut dan menghasilkan hal yang konkret. Selain itu, dia juga berharap ada kerja sama serupa antara perusahaan Indonesia dengan negara Afrika lainnya.
“Kami harapkan, format (kerja sama) yang kami selenggarakan ini bukannya melibatkan pemerintah, tetapi juga ada aktor-aktor lainnya.
(iws/iws)