Mataram –
Penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox) berpotensi menghambat penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2024 di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Beruntungnya, penyebaran penyakit ini belum memengaruhi kunjungan wisatawan ke NTB.
“(Mpox) ini (berpotensi) menjadi isu yang menghambat, tetapi sejauh ini belum terlalu (memengaruhi) pariwisata di NTB. Sejauh ini juga, wisatawan belum terlalu mengambil sikap (terhadap Mpox ini),” kata Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) NTB, Sahlan M Saleh, Kamis (29/8/2024).
Kasus Mpox jenis baru yang lebih mematikan diketahui telah masuk Thailand. Bahkan, dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada sebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus Mpox pertama kali dikonfirmasi pada 20 Agustus 2023. Indonesia kembali melaporkan adanya kasus cacar monyet sebanyak 73 kasus yang terkonfirmasi pada 2023. Sementara pada 2024, muncul kembali sebanyak 14 kasus.
Di sisi lain, Sahlan menuturkan, penonton MotoGP Mandalika 2024 sampai saat ini terus meningkat. Data Astindo NTB, jumlah tiket MotoGP yang terjual mencapai 4.000 tiket. Rinciannya, 10 persen wisatawan asing dan 90 persen dari wisatawan domestik. “Potensi jumlah penonton dari Thailand juga ada, yakni sekitar 300-400 penonton,” jelasnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB itu menilai saat ini yang menjadi fokus permasalahan jelang MotoGP Mandalika 2024 bukanlah Mpox, melainkan tingginya harga kamar hotel berbintang di seputaran Mandalika, Lombok Tengah, dan Kota Mataram.
Padahal, sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) NTB Nomor 9 Tahun 2022, pengusaha hotel yang berada di zona satu atau seputaran kawasan event, hanya boleh menaikkan harga kamar hotel sampai tiga kali lipat. Pelaku usaha hotel di zona dua boleh menaikkan harga kamar hingga dua kali lipat. Sementara, untuk zona tiga, pihak hotel hanya diperbolehkan menaikkan satu kali lipat harga kamar.
“Tentu berdampak sekali, ini mengurangi minat (penonton) untuk ke Mandalika. Harga kamar yang naik masih di seputaran Mandalika, dan sebagian di Mataram,” tutur Sahlan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Jamaludin Malady menuturkan belum ada larangan turis dari Negeri Gajah Putih masuk ke NTB. Terlebih lagi jelang MotoGP Mandalika 2024.
“Belum ada (larangan), kami juga belum ada surat dari Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif),” katanya, Kamis (29/8/2024).
Menurut Jamal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB akan tetap mengikuti arahan dari pemerintah pusat terkait informasi update soal kasus Mpox. “Kami di daerah mengikuti apa perintah dari Kemenparekraf, kan belum ada surat-surat segala macam juga. Untuk antisipasi, kami akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB terkait cacar monyet ini,” terang Jamal.
Mantan Kepala Disperkim NTB ini juga menuturkan jumlah wisatawan Thailand yang berkunjung ke NTB tidaklah banyak. Hal ini disebabkan karena belum ada flight atau penerbangan langsung dari Lombok menuju Thailand atau sebaliknya. Sehingga, angka kunjungan wisatawan Thailand tidak sebesar wisatawan dari Malaysia ataupun Singapura.
“Wisatawan Thailand yang masuk ke NTB memang ada, tetapi nggak begitu banyak. Wisatawan yang paling banyak (sampai saat ini) dari Malaysia, itu juga karena ada tiga flight langsung setiap harinya (dari Lombok-Malaysia), termasuk juga wisatawan Singapura, flight dari Lombok-Singapura ada tiga kali seminggu,” tuturnya.
Jamal belum memastikan langkah mitigasi jika penyakit cacar monyet ini sampai masuk ke NTB “Tentu dari Kemenkes dalam hal ini sudah mengantisipasi, tetapi secara teknis kami belum memahami mitigasinya seperti apa. Apalagi ini (sejenis penyakit) baru. Mudah-mudahan tidak masuk ke NTB,” harap Jamal.
(iws/iws)