Jakarta –
Setelah beberapa hari bungkam, otoritas Prancis akhirnya buka suara tentang penahanan pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. Rupanya Durov sudah menjadi subjek investigasi otoritas Paris sejak bulan lalu.
Pernyataan resmi yang dirilis oleh Pengadilan Paris mencantumkan semua dakwaan terhadap Durov. Menurut dokumen ini, Kantor Kejaksaan Umum Paris sudah membuka penyelidikan awal terhadap Durov pada 8 Juli lalu terkait dengan upaya untuk melawan kejahatan siber.
Secara total, ada 12 tuduhan yang dilayangkan terhadap ‘orang yang tidak disebutkan namanya’. Ini merupakan istilah hukum klasik di Prancis yang merujuk kepada pihak yang bertanggung jawab atas Telegram saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belasan tuduhan itu bisa dirangkum dalam empat kategori. Pertama, pendiri Telegram dituding terlibat dalam penyimpanan dan distribusi konten kekerasan seksual anak (CSAM), memfasilitasi perdagangan narkoba, serta memfasilitasi penipuan terorganisasi dan transaksi ilegal lainnya.
Kedua, pengadilan Paris mengklaim Telegram menolak bekerjasama dengan penegak hukum ketika mereka melayangkan permintaan formal untuk informasi atau dokumen.
Ketiga, Durov menghadapi beberapa tuduhan terkait fitur kriptografi di Telegram karena fitur itu belum diizinkan atau disertifikasi oleh otoritas Prancis. Keempat, Durov dituding terlibat dalam perkumpulan kriminal dengan tujuan melakukan kejahatan atau pelanggaran yang dapat dihukum lima tahun penjara atau lebih, serta pencucian uang.
Tuduhan terkait konten CSAM, perdagangan narkoba, dan penipuan sepertinya terkait dengan moderasi Telegram yang sangat longgar. Aplikasi perpesanan itu memiliki 950 juta pengguna di seluruh dunia, namun Durov mengatakan saat ini perusahaannya hanya memiliki 30 engineer.
Sedangkan untuk tuduhan pencucian uang, Telegram belum lama ini menambahkan fitur mata uang digital bernama Stars. Mata uang virtual ini bisa digunakan untuk membeli konten digital dari pengguna lain, dan bisa dikonversi ke Toncoin, mata uang kripto yang digunakan Telegram.
Telegram juga memiliki dompet kripto built-in dan Toncoin bisa diperdagangkan di berbagai bursa kripto serta ditransfer ke rekening bank. Jika dilihan dari tuduhannya, penyelidik mungkin mencurigai Telegram gagal mengikuti prosedur ‘know your customer’ terkait fitur kripto-nya, yang mungkin dimanfaatkan untuk pencucian uang.
Pernyataan ini memastikan bahwa Durov ditangkap karena investigasi kriminal. Penahannya tidak terkait dengan Digital Services Act atau undang-undang terkait teknologi lainnya yang diterapkan Uni Eropa, seperti dikutip dari TechCrunch, Selasa (27/8/2024).
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menekankan bahwa penangkapan Durov bukan atas alasan politik. Ia mengatakan sistem hukum di Prancis benar-benar terpisah dari sistem eksekutif.
Nasib Durov selanjutnya akan ditentukan oleh hakim. Otoritas Prancis bisa menahannya sampai 96 jam. Setelah itu, pengadilan harus memutuskan apakah ia akan didakwa secara resmi atas sebagian atau semua tuduhan yang disebutkan di atas.
(vmp/vmp)