Jambi –
Sejumlah orang dari simpatisan dan kader Golkar di Kota Jambi menggelar aksi demo karena menolak keputusan DPP Golkar terkait rekomendasi di Pilwako Jambi. Golkar menilai aksi itu adalah hal lumrah dan bentuk kewajaran.
“Saya pikir aksi demo oleh kader dan simpatisan yang menolak rekom Golkar di Pilwako Jambi itu adalah suatu kewajaran lah ya. Jadi, Golkar tidak mempersoalkannya,” kata Kepala Bapilu Golkar Jambi, Joni Ismed kepada detikSumbagsel, Selasa (27/8/2024).
Joni mengatakan bahwa DPP Golkar memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan rekomendasi. Tidak hanya itu, Joni menyebut jika sebelum diberikannya rekom Golkar sudah melakukan beberapa kali survey terhadap calon yang maju Pilkada.
“Golkar ini sudah survey tiga kali ya, dan dalam survey tersebut memang Ketua Budi Setiawan ternyata elektabilitasnya tidak bisa tinggi. Meski Golkar sudah memberikan waktu buat ketua Budi sosialisasi ke masyarakat dengan jangka waktu yang cukup lama, tetapi responsnya masyarakat buat milih masih rendah,” ujar Joni.
Bahkan, Joni juga sudah menjelaskan bahwa banyak kader Golkar di Jambi yang juga mengharapkan agar Ketua DPD II Golkar Kota Jambi Budi Setiawan bisa diusung di tingkat pusat oleh Golkar di Pilwako Jambi nanti. Akan tetapi, keputusan DPP partai Golkar sudah memutuskan calon lain buat diusung.
“Kami semua kan berharap agar kader terbaik Golkar saudara Budi yang diusung jadi calon Wali Kota Jambi kan. Namun ketika survey hasil tidak pernah maksimal,” terangnya.
Dengan hasil survey yang tak maksimal itu, Joni mengatakan jika Partai Golkar sudah mengambil langkah baru. Langkah baru itu mulai dengan cara menyandingkan Budi Setiawan dengan kandidat Maulana agar harapan Golkar menunjuk kadernya di Pilwako tetap terjadi.
“Jujur saja kita sudah komunikasi, jika saja saudara Budi Setiawan mau berpasangan dengan calon incumbent Maulana tetapi saudara Budi tetap tidak mau. Maka kita ambil langkah strategis agar saudara Budi berpasangan dengan tokoh Jawa yakni saudara Eko Setiawan, agar elektabilitas bisa tinggi, tetapi sudah disandingkan elektabilitas masih belum memenuhi standar yang diinginkan Golkar,” katanya.
Dengan hasil itu, Joni menegaskan agar apapun keputusan DPP Golkar terkait rekomendasi di Pilwako Jambi, semua kader harus mengikuti. Sebagai kader, Joni juga berpesan agar Golkar di Jambi harus mengawal kebijakan yang diambil oleh DPP Golkar.
“Sekarang kan DPP Golkar sudah keluarkan surat rekomnya ke kandidat Maulana-Diza jadi mau tidak mau konsekuensinya kader harus memenangkan pilihan DPP Partai Golkar di Pilwako Jambi ini. Meski ada demo kami rasa ini bentuk kecintaan kader Golkar ya kepada saudara Budi yang merupakan kader Golkar, tetapi kita mau bilang apa, ternyata DPP Golkar mengambil pilihan lain jadi kita kader harus ikuti perintah partai,” ungkapnya.
Sebelumnya diketahui, Budi Setiawan sempat diusung oleh PPP untuk maju di Pilwako Jambi. Selain PPP, Budi juga didukung oleh partai non perlemen yakni PSI dan Gelora.
Hanya saja, Budi Setiawan tidak diusung partai sendiri yaitu Golkar. Padahal Budi adalah kader yang dianggap loyalitas tinggi sehingga mampu memenangkan Pileg di Kota Jambi dengan suara kursi terbanyak.
Akan tetapi, jumlah 8 kursi pileg Kota Jambi yang diraih Budi buat Golkar juara dianggap tidak berarti bagi Golkar. Bahkan keberhasilan Budi Setiawan itu dinilai tak jadi acuan partai karena lagi-lagi partai mengklaim jika pemberian rekom berdasarkan hasil survey elektabilitas.
(csb/csb)