Jakarta –
Sudah hampir enam bulan lalu, Sheila Marcia melahirkan anak kelima. Sheila masih ingat betul bagaimana perjuangannya selama kehamilan anak kelima.
Sheila Marcia melahirkan anak kelimanya, Jared, pada 26 Februari 2024. Perjuangan sudah dirasakan Sheila Marcia sejak awal kehamilan yang memang sejak awal tak direncanakan.
“Mental aku belum siap, aku ada momen marah sama suami aku, mungkin karena hormon juga ya. Akhirnya namanya janin itu, pas aku cek ke dokter itu nggak berkembang. Kata dokter ini 50:50 bisa berkembang, bisa nggak,” cerita Sheila Marcia saat mengisi Rumpi: No Secret vacation Bali, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski semula merasa marah karena hamil, mendengar janin tak berkembang juga membuat Sheila Marcia sedih. Naluri ibu Sheila membuatnya langsung menyesal dan meminta maaf kepada janin.
“Habis dari situ aku langsung minta maaf sama baby, janin, ‘Maafin mama ya Nak. Mama mau kamu ada. Jangan marah ya, maafin segala ucapan mama ya.’ Aku juga minta maaf sama Tuhan, habis dari situ bulan depan aku kembali dia sudah berkembang,” tuturnya.
Melahirkan dengan proses normal, anak kelima Sheila Marcia bobotnya mencapai 4,1 kilogram. Kontraksi dirasakan perempuan berusia 34 tahun itu selama hampir 24 jam.
Beberapa bulan setelah melahirkan, Sheila Marcia mengalami baby blues. Menurutnya ini adalah baby blues pertama yang dia lewati.
“Waktu lahiran nggak cuma pas lahiran aja, baby blues lumayan (lama). Suami kan kerjanya malam, setiap malam yang di mana aku butuh dia, tiap malam dia nggak ada itu juga lumayan dua bulan pertama,” kata isti Dmust Akira.
“Aku kayak nangis tiap waktu. Sampai kayak mau teriak ke anak keempat. Aku kan sangat terbuka, bilang ke suami aku tentang mental health aku ke suami. Jadi aku bilang ke suami aku, aku nggak mau sampai kenapa-kenapa anak yang lain. Akhirnya dia stay, dia sempat bolos beberapa hari buat aku,” sambungnya lagi.
Sheila Marcia bersyukur suami ikut andil mendampingi melewati masa-masa baby blues. Dmust Akira diceritakan Sheila sangat mementingkan pemulihan kesehatan mentalnya ketimbang job.
(pus/wes)