Jakarta –
Filsuf Yunani kuno, Aristoteles, pernah mengatakan bahwa kebahagiaan itu bergantung pada diri kita sendiri. Artinya, kebahagiaan itu tidak dicari di luar diri, tetapi dalam diri, termasuk memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Pakar kebahagiaan dan penulis buku asal Amerika Serikat, Stephanie Harrison, telah mempelajari ilmu kebahagiaan selama 10 tahun. Ia mengatakan, banyak orang tidak mengetahui bagaimana cara memulai untuk menjadi bahagia.
Padahal, ia akhirnya menemukan bahwa kebahagiaan bisa dilakukan dari kebiasaan sederhana setiap harinya.
“Saya tahu ada langkah-langkah sederhana namun ampuh dan didukung penelitian yang dapat Anda ambil untuk merasakan lebih banyak kebahagiaan hari ini. Semakin banyak Anda berlatih (atau mencoba), mereka akan menjadi semakin naluriah,” ucap Harrison dalam CNBC, yang dikutip Rabu (21/8/2024).
5 Kebiasaan Sederhana yang Bikin Kamu Lebih Merasa Bahagia
Harrison yang juga merupakan lulusan S2 Psikologi Positif di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, menemukan beberapa kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan agar lebih merasa bahagia setiap harinya. Berikut ini daftarnya.
1. Berbagi Kebahagiaan atau Perasaan dengan Orang Lain
Dalam sebuah film “Into The Wild” tahun 2007, terdapat kutipan populer “Happiness Is Only Real When Shared” yang artinya kebahagiaan hanya nyata jika dibagikan.
Ternyata dalam penelitiannya, Harrison juga menemukan bahwa seseorang akan jauh lebih baik jika menceritakan perasaannya kepada orang lain yang dipercaya, daripada menyimpan perasaan itu sendiri.
Misalnya, berbagi berita positif dengan seseorang dalam hidup, diketahui dapat meningkatkan kegembiraan dan memberi mereka kesempatan untuk mengalaminya juga. Sebaliknya, jika kamu sedang kesakitan dan ada seseorang yang bersama kamu untuk mendengar atau memegang tangan, maka itu akan mengurangi intensitas penderitaan.
2. Jangan Terlalu Fokus pada Tujuan Akhir, Fokuslah pada Langkah Berikutnya
Banyak orang mungkin berpikir kapan akan lulus ketika sedang pada masa kuliah. Kemudian tak sedikit juga yang berpikir akan bekerja di mana setelah lulus dan bagaimana caranya diterima kerja.
Semua pikiran ini menuju pada akhir sebuah proses yang sedang dijalani. Secara umum, mengejar tujuan yang bermakna adalah bagian integral dari menjalani hidup bahagia.
Namun tujuan yang terlalu menjadi fokus pikiran justru bisa membuat orang menunda-nunda. Kok bisa?
Sebab, saat kamu sedang kuliah tapi terus memikirkan kapan akan lulus, itu akan mengabaikan fokus diri terhadap kejadian yang sedang berlangsung. Padahal, menurut pakar, patok tujuan, setelah itu berjalanlah langkah demi langkah setiap harinya.
Artinya, alih-alih berpikir setelah lulus akan bekerja di mana dan bagaimana cara diterima kerja, lebih baik belajar mempersiapkan diri. Misalnya, belajar membuat surat lamaran yang baik dan relevan atau mencari portal kerja yang efektif.
Kedua hal itu mengindikasikan bahwa kamu fokus terhadap langkah selanjutnya. Apabila langkah demi langkah itu dilakukan, maka akan sampai tujuan juga.
“Selama 10 menit ke depan, saya akan melakukan sesuatu yang menggerakkan saya menuju tujuan saya,” kata Harrison.
3. Mudahlah Membantu Orang Lain
Menurut Harrison, membantu orang lain adalah salah satu cara paling andal dan ampuh untuk merasa lebih baik. Studi menunjukkan bahwa kebaikan dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan emosional dan bahkan fisik karena bisa menurunkan tekanan darah dan kortisol, hormon stres.
Maka dari itu, usahakan setiap harinya meluangkan waktu untuk memikirkan siapa saja dalam hidup kamu yang mengalami masa sulit dan apa yang dapat kamu lakukan untuk mendukung mereka.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti mengirim pesan teks, membagikan video lucu, mengantarkan makanan, atau mengajak mereka menghabiskan waktu bersama.
4. Meminta Bantuan saat Membutuhkan
Banyak orang menganggap bahwa hidup mandiri akan berdampak pada kebahagiaan karena tidak merepotkan orang lain. Selain itu, ada anggapan bahwa meminta tolong akan menunjukkan kelemahan atau kegagalan.
Faktanya, studi berkata lain. Tindakan untuk meminta bantuan saat butuh berarti memiliki kesadaran akan batasan diri dan berkomitmen untuk berkembang. Meminta bantuan juga memberi kesempatan orang lain untuk berlaku hal yang positif.
“Kita terlalu meremehkan seberapa besar keinginan orang lain untuk membantu kita. Karena melakukan tindakan kebaikan membuat orang lebih bahagia, Anda juga memberi seseorang kesempatan untuk merasakan kebahagiaan,” pakar Harrison.
5. Jangan Melihat Kepunyaan Orang Lain, Syukuri Apa yang Kita Miliki
Harrison yang juga Sarjana Seni dari Universitas New York, mengatakan bahwa kita seringkali terjebak pada pandangan sendiri, termasuk dalam memandang orang lain.
“Kita mungkin menjadi mudah untuk fokus pada apa yang tidak kita miliki: promosi yang belum kita dapatkan, barang yang ingin kita beli, atau hal-hal yang tidak kita miliki. merasa cukup baik,” katanya.
Padahal, penelitian menunjukkan bahwa semakin kita memfokuskan kembali perhatian pada apa yang kita miliki, maka kita akan semakin puas dengan hidup. Ini artinya, terlalu memandang pencapaian orang lain hanya akan menjauhkan diri kita dari kebahagiaan.
Studi menyarankan untuk menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa disyukuri setiap harinya, seperti rekan kerja yang suka membantu, ngobrol dengan teman baik, makanan lezat, atau Matahari terbenam yang indah.
“Anda hanya perlu berhenti sejenak dan memperhatikannya,” tutur Harrison.
(faz/nwk)